Senin, 29 April 2013

makalah islam dan budaya jawa

PANDANGAN DUNIA JAWA

I.    PENDAHULUAN
    Dalam sejarah primbon agama di jawa. Suku jawa sebelum menerima pengaruh agama dan kebudayaan hindu, masih dalam taraf animisme dan dinamisme. Mereka memuja roh nenek moyang dan percaya adanya kekuatan gaib atau daya magis yang terdapat pada benda, tumbuh-tumbuhan. Bintang, dan lain-lain yang dianggap memiliki daya sakti.
        Kepercayaan dan pemujaan seperti tersebut di atas, dengan sendirinya belum mewujudkan diri sebagai suatu agama secara nyata dan sadar. Pemikiran yang seperti itu tidak mudah dihilangkan dalam kehidupan masyarakat jawa. Karena itu merupakan suatu kepercayaan. Bahkan pengaruhnya dalam kehidupan saat ini banyak yang masih digunakan sebagai pedoman, karena begitu kuatnya budaya orang jawa. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang pengertian jawa, kejawen dan praktek kejawen pada masyarakat jawa.   
   
II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana penjelasan tentang Jawa?
B.    Bagaimana penjelasan tentang Kejawen?
C.    Bagaimana praktek kejawen pada masyarakat jawa?

III.    PEMBAHASAN
A.    Jawa
    Jawa adalah kelompok etnik terbesar di Asia Tenggara. Etnik ini berjumlah kurang lebih empat puluh persen dari dua ratus juta penduduk Indonesia.  Umumnya masyarakat Jawa bertempat tinggal di Pulau Jawa. Pulau Jawa kurang lebih sepanjang 1.100 kilometer dan rata-rata selebar 120 kilometer dan terletak antara derajat garis lintang selatan ke-5 dan ke-8. Dengan 132.187 kilometer persegi (termasuk Madura), Jawa memuat kurang dari tujuh persen dari tanah seluruh Indonesia.
    Semula di Jawa dipergunakan empat bahasa yang berbeda. Penduduk-penduduk asli Ibukota Jakarta bicara dalam suatu dialek bahasa Melayu yang disebut Melayu-Betawi. Di bagian tengah dan selatan Jawa Barat dipakai bahasa Sunda, sedangkan Jawa Timur bagian Utara dan Timur sudah lama dihuni oleh imigran-imigran dari Madura yang tetap mempertahankan bahasa mereka. Bahasa Jawa dalam arti yang sebenarnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yang disebut orang Jawa adalah orang yang bahasa ibunya adalah bahasa jawa dalam arti yang sebenarnya. Jadi orang Jawa adalah penduduk asli bagian tengah dan timur Pulau Jawa yang berbahasa Jawa.
    Dalam wilayah kebudayaan Jawa sendiri dibedakan lagi antara para penduduk pesisir utara dimana hubungan perdangan, pekerjaan nelayan, dan pengaruh Islam lebih kuat menghasilkan bentuk kebudayaan Jawa yang khas, yaitu kebudayaan pesisir, dan daerah-daerah Jawa pedalaman, sering juga disebut “kejawen”, yang mempunyai pusat budaya dalam kota-kota kerajaan Surakarta dan Yogyakarta, dan disamping dua karesidenan ini juga termasuk Karesidenan Banyumas, Kedu, Madiun, Kediri, dan Malang.
    Orang Jawa sendiri membedakan dua golongan sosial: (1) wong cilik (orang kecil), terdiri dari sebagian besar massa petani dan mereka yang berpendapatan rendah di kota, dan (2) kaum priyayi di mana termasuk kaum pegawai dan orang-orang intelektual. Di samping lapisan-lapisan social-ekonomis ini masih dibedakan dua kelompok atas dasar keagamaan. Kedua-duanya secara nominal termasuk agama Islam, tetapi golongan pertama dalam kesadaran dan cara hidupnya lebih ditentukan oleh tradisi-tradisi Jawa pra-Islam, sedangkan golongan kedua memahami diri sebagai orang Islam dan berusaha untuk hidup menurut ajaran Islam. Yang pertama dapat disebut Jawa Kejawen. Dalam kepustakaan, kelompok pertama sering juga disebut “abangan”, yang kedua “santri”.
    Keagamaan orang Jawa Kejawen selanjutnya ditentukan oleh kepercayaan pada berbagai macam roh yang tak kelihatan, yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit apabila mereka dibuat marah atau kita kurang hati-hati. Orang bisa melindungi diri dengan sekali-sekali memberi sesajen yang terdiri dari nasi dan makanan lain, daun-daun bunga dan kemenyan; dengan minta bantuan dukun; dan juga dengan berusaha untuk mengelakkan kejutan-kejutan dan tetap mempertahankan batin kita dalam keadaan tenang dan rela.

B.    Kejawen
    Kata  kejawen dalam kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata kejawaan dan jawanisme, yang menjadi sebutan deskriptif bagi elemen-elemen kebudayaan jawa yang dianggap jawa secara hakiki dan hal itu didefinisikan sebagai suatu kategori yang unik. Jadi Kejawen adalah suatu faham orang jawa atau aliran kepercayaan yang muncul dari masuknya berbagai macam agama ke jawa. Kejawen mengakui adanya Tuhan Gusti Allah tetapi juga mengakui mistik yang berkembang dari ajaran tasawuf agama-agama yang ada.
    Jawanisme atau kejawen lebih menunjuk pada sebuah etika dan sebuah gaya hidup yang diilhami oleh pemikiran jawa, Sehingga seketika sebagian orang mengungkap kejawen mereka dalam praktek beragama. Misalnya dalam praktek mistisisme, pada hakikatnya hal itu adalah suatu karakteristik yang secara kultural condong pada kehidupan yang mengarasi keanekaragaman religius. Misalnya, masyarakat di jogjakarta banyak yang menjalankan kewajiban agama islam secara sungguh-sungguh dan dari segi manapun mereka memenuhi nsyarat untuk disebut santri. akan tetapi, mereka tetap orang jawa yang membicarakan kehidupan dalam perspektif mitologi wayang, atau menafsirkan sholat lima waktu sebagain pertemuan pribadi dengan tuhan, banyak dari merekapun menghormati selametan sebagai mekanisme integrasi sosial yang penting, atau sangat memulyakan kewajiban, menziarahi makam orang tua, dan leluhur mereka. Lebih dari itu, dalam pengertian etis, mereka akan menempa diri sama seriusnya dengan orang jawa yang mana saja untuk menjadi ikhlas, yakni ketulusan niat. Hal ini ada kaitannya dengan pemahaman jawa untuk sepi ing pamrih, yakni tidak diarahkan oleh tujuan-tujuan egoistik, menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri.
    Begitulah kejawen sejauh yang kita ketahui saat ini jelas-jelas merupakan sebuah produk dari pertemuan antara islam dengan peradaban jawa kuno, produk dari penjinakan, penundukan kerajaan-kerajaan jawa oleh kongsi dagang hindia timur (VOC), hasil dari pertemuan kolonial antara orang jawa dan belanda. Gesekan-gesekan itu, memaksa orang jawa untuk merenungkan keberadaan mereka dan yang lebih penting lagi, memecu konstruksi sebuah jati diri jawa. Refleksi dan konstruksi itu adalah buah dari pertentangan dengan liyan (othernes) sehingga lama kelamaan pertentangan-pertentangan pun berkembang, seperti santri >< abangan, jawa >< eropa, dan dunia timur oriental >< barat yang materialistik.
    Sebagai sebuah sistem pemikiran, jawanisme atau kejawen itu cukup rumit dan luas meliputi:
a.    Kosmologi
Kosmologi berasal dari bahasa yunani yaitu kosmos yang berarti susunan atau ketersusunan yang baik. Kosmos merupakan dunia ( universe ). Orang Jawa memandang alam terdiri dari empat unsur, yaitu:
a)    Api merupakan emosi.  Contohnya di gunung berapi
b)    Air merupakan roh. Contohnya di pantai parang tritis
c)    Tanah merupakan dari mana kita (manusia) diciptakan.
d)    Angin merupakan perasaan.
e)    Kebudayaan Jawa mengajarkan hubungan yang harmoni antara makrokosmos (alam raya), mikrokosmos (alam manusia), dan metakosmos (kekuatan ghaib). Contohnya keraton jogja.
    Hubungan antara mikrokosmos (jagat cilik) dengan makrokosmos (jagat gede) sangat erat. Masyarakat dahulu selalu menjaga ketertiban alam semesta (jagat gede) dengan melalui penjagaan terhadap jagat cilik (akhlak dan spiritual) manusia.
b.    Mitologi
Mitologi adalah ilmu tentang mitos. Mitos adalah cerita suci berbentuk simbolik yang mengisahkan serangkaian peristiwa nyata dan imajiner menyangkut asal-usul dan perubahan-perubahan alam raya dan dunia, dewa-dewi, kekuatan atas kodrati, manusia, pahlawan, dan masyarakat.
Ciri-ciri Mitos:
a)    Memiliki sifat suci atau sakral, karenanya terkait dengan tokoh  yang sering dipuja.
b)    Dijumpai dalam dunia mitos bukan dalam dunia kehidupan sehari-hari atau pada masa lampau yang nyata.
c)    menunjukan pada kejadian kejadian larangan tertentu.
d)    Kebenaran mitos tidak penting.
Macam-macam mitos :
1)    Mitos berupa gugoh tuton yaitu mitos yang berupa larangan-larangan tertentu.
2)    Mitos berupa bayangan asosiatif   yaitu mitos yang  biasanya muncul dalam dunia mimpi
3)    Mitos yang berupa dongeng, legenda, dan cerita-cerita yaitu mitos yang diyakini karena memiliki legitimasi yang kuat dalam alam pikiran masyarakay Jawa
4)    Mitos yang berupa sirikan yaitu mitos yang Bernafas asosiatif, tetapi tekanan utama pada aspek ora ilok.
Contoh mitos populer masyarakat jawa:
a)    Mitos Semar
Tokoh satu ini selalu ditinggikan dalam segala hal yang menyangkut tata hidup kehidupan jawa
b)    Mitos Dewi Sri
Dewi Sri oleh orang jawa diyakini sebagai dewa padi. Dia adalah pembawa berkah dalam bidang pertanian.
c)    Mitos Nyai Ratu Roro Kidul
Patokan keraton Yogyakarta bahwa ratu kidul adalah sosok kekuaan magis yang patut dipuja.
d)    Mitos Aji Saka
Orang jawa menganggap Aji Saka yang madhangake kawruh, artinya yang menaburkan kepandian kepada orang jawa
c.    Mistisisme
Kata mistisme berasal dari bahasa yunani yaitu mystikos yang artinya rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman. Sedangkan secara istilah mistisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya.
Salah satu contoh upacara adat Jawa yang mengandung hal mistis adalah ruwatan. Koentjaraningrat memasukkan upacara ngruwat sebagai ilmu ghaib protektif,yaitu upacara yang dilakukan dengan maksud untuk menghalau penyakit dan wabah, membasmi hama tanaman dan sebagainya, yang sering kali menggunakan mantra-mantra untuk menjauhkan penyakit dan bencana.

C.    Praktek kejawen di masyarakat jawa
    Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, kita tidak bisa lepas dari kebudayaan orang jawa. Berikut beberapa contoh kongkritnya:
1.    Ruwatan
        Adalah Tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian, atas dosa/kesalahannya yang diperkirakan bisa berdampak kesialan didalam hidupnya. Dalam cerita “wayang” dengan lakon Murwakala pada tradisi ruwatan di jawa (jawa tengah) awalnya diperkirakan berkembang didalam cerita jawa kuno, yang isi pokoknya memuat masalah pensucian, yaitu pembebasan dewa yang telah ternoda, agar menjadi suci kembali, atau meruwat berarti: mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan bathin dengan cara mengadakan pertunjukan/ritual dengan media wayang kulit yang mengambil tema/cerita Murwakala.
        Kata Murwakala/ purwakala berasal dari kata purwa (asal muasal manusia), dan pada lakon ini, yang menjadi titik pandangnya adalah kesadaran: atas ketidak sempurnanya diri manusia, yang selalu terlibat dalam kesalahan serta bisa berdampak timbulnya bencana. Untuk pagelaran wayang kulit dengan lakon Murwakala biasanya diperlukan perlengkapan sebagai berikut: Alat musik jawa (Gamelan), Wayang kulit satu kotak (komplit), Kelir atau layar kain, dan Blencong atau lampu dari minyak, dan sesajen.

2.    Perjodohan
        Dalam perjodohan masyarakat biasanya menggunakan perhitungan jawa dalam menentukan baik buruknya jika mereka itu dinikahkan. Salah satu cara perhitungan mereka adallah sebagai berikut:
Perhitungan perjodohan
Dalam pasaran:
Legi    : 5                Paing    : 9
Pon    : 7                Wage    : 4
Kliwon    : 3
Dalam Hari:
Jum’at    : 6                Sabtu    : 9
Ahad    : 5                Senin    : 4
Selasa    : 3                Rabu    : 7
Kamis    : 8
Cara kita menghitungnya adalah kita menjumlahkannya, kemudian jumlah neptu atau weton termaten, dibagi lima.
•    Jika tersisa satu (Sri) maka baik/selamat
•    Jika tersisa dua (Dana) maka baik/kaya
•    Jika tersisa tiga (Lara) maka jelek/menderita
•    Jika tersisa empat (Pati) maka jelek/melarat
•    Jika tersisa lima (Lungguh) maka baik/berkedudukan
Contoh:
Sinta akan dinikahkan dengan Rama. Yang mana weton sinta adalah kamis wage dan
Rama adalah selasa kliwon. Bagaimanakah menurut pandngan jawa jika keduanya
dinikahkan?
Jawab:
Sinta adalah kamis wage       = 8 + 4 = 13
Rama adalah Selasa Kliwon    = 3 + 3 =   9 +
                                = 22
            Hasilnya adalah 22, jika dibagi lima, maka hasilnya adalah 4 dan tersisa dua.             Tersisa dua maka dilihat dari ketentuan, hasilnya adalah Dana yaitu baik dan kaya.
        Jika dari perhitungan itu hasilnya tidak baik, dan mereka tidak bisa dipisahkan maka ada             cara yang lain untuk mengantisipasinya yaitu dengan cara mencari hari pernikahan yang             terbaik bagi mereka.

IV.    PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Orang Jawa adalah yang orang bahasa ibunya adalah bahasa jawa dalam arti yang sebenarnya. Jadi orang Jawa adalah penduduk asli bagian tengah dan timur Pulau Jawa yang berbahasa Jawa.
2.    Orang Jawa sendiri membedakan dua golongan sosial:
(1) wong cilik (orang kecil), terdiri dari sebagian besar massa petani dan mereka yang berpendapatan rendah di kota, dan
(2) kaum priyayi di mana termasuk kaum pegawai dan orang-orang intelektual.
3.     Kejawen merupakan suatu faham orang jawa atau aliran kepercayaan yang muncul dari masuknya berbagai macam agama ke jawa. Kejawen mengakui adanya Tuhan Gusti Allah tetapi juga mengakui mistik yang berkembang dari ajaran tasawuf agama-agama yang ada.
4.    Sebagai sebuah sistem pemikiran, jawanisme atau kejawen itu cukup rumit dan luas meliputi:
a.    Kosmologi
b.    Mitologi
c.    Mistisisme
5.    Adapun contoh dari kejawen adalah upacara ruwatan, menghitung perjodohan dalam hitungan Jawa.

B.    Saran
    Demikian makalah yang penulis susun. Adapun kesalahan dan kekurangan yang ada pada makalah ini, penulis mohon maaf. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk upaya penyempurnaan makalah ini dan semoga dalam pembuatan makalah- makalah selanjutnya bisa lebih baik.
















DAFTAR PUSTAKA

Hudoyo Doyodipuro, KRHT, Horoskop Jawa, Semarang: Dahara Prize, 2006.
Magnis-Suseno SJ, Franz, ETIKA JAWA Sebuah analisa Falsafi tentang kebijaksanaan hidup jawa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Mulder Niels, Mistisme Jawa: Ideologi di Indonesia, Yogyakarta: PT LKIS Prinding Cemerlang, 2001.
    Maulfi Syaiful Rizal, Pandangan Dunia Jawa, http://Pandangan-dan-Mitologi-Jawa.ppt,                 diakses Senin, 1 Maret 2013 pukul 19.00
Ramadhan, Ruwatan, http://worldmysteryhouse.blogspot.com/2010/08/ruwatan.html, diakses Rabu, 3 Maret 2012 pukul 2:22



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://4.bp.blogspot.com/-7B72IuUfGyU/Trndh8Fl_eI/AAAAAAAAABo/1TUl1jRCgf8/s1600/alat-pengolahan-kimia-pertambangan-0.jpg
Masuk